Bangkalan, Madura- Telah diselenggarakan agenda Kajian Ramadan oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan pada Hari Minggu (15/03/2025). Acara ini diberi nama SARANA (Semarak Ramadan Nasyiatul Aisyiyah) dengan rangkaina kegiatan dari kajian yang dilaksanakan dua kali secara offline dan online serta bag-bagi takjil. Dalam kegiatan ini, kajian dilaksanakan secara offline yang diselenggarakan di aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan dengan TEMA “ Kisah dan Peran Muslimah Dalam Dakwah di Bulan Ramadan” sekaligus agenda buka bersama internal pimpinan dengann tujuan mempereratkan tapi silaturrahmi antar anggota dan juga meningkatkan pengetahuan dan keilmuan di bulan yang penuh berkah karena pada saat bulan ramadhan semua amal baik pahalanya akan dilipatgandakan.
Sri Lestari, S.Pd., M.Hum merupakan salah satu dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya yang menjadi narasumber dalam kajian Ramadan ini. Dalam penyampaiannya, Sri Lestar mengawali dengan konsep kedudukan yang sama dalam dakwah. Kedudukan ini dilandasi QS. An-Nahl ayat 97. Selanjutnya, Lestari menyampaikan cara dakwah yang dilakukan oleh beberapa perempuan muslimah yang terbagi menjadi dua cara yaitu dakwah dari rumah dan masyarakat. Dua point ini disampaikan karena relevan dengan kondisi sekarang dimana tersebarnya prespketif perempuan sebaknnya dirumah dan perlunya perempuan untuk berkarir. Diantara tokoh yang melakukan dakwah dari rumah yaitu Khadijah, Aisyah, dan Asiyah.
Khadijah sebagai salah satu tokoh wanita pebisnis di jaman Rasulullah sehingga dalam dakwahnya Khadijah mendukung dan mendorongg Rasulullah berdakwah dengan mendermakan hartanya dibidang sosial dan ekonomi. Aisyah menjadi satu-satunya perempuan sebagai perawi hadits sekaligus perawi terbanyak setelah Abu Huarairah, Anas bin Malik, dan Abdullah bin Umar Bin Khattab. Asiyah yang terkenal sebagai istri dari seorang Raja terkemuka yaitu Raja Fir’aun, dengan menyampaikan manfaat bayi lak-laki sebagai penyejuk mata dan anak angata maupun pelayan, Fir’aun tidak ada piihan untuk membunuhnya dan bayi yang dtemukan adalah seorang Nabi bernama Musa.
Selain dakwah dari rumah, terdapat beberapa tokoh perempuan berdakwah kepada masyarakat seperti Siti Walidah. Siti Walidah atau Nyai Walidah sebagai istri dari KH. Ahmad Dahlan memiliki peranan dalam masyarakta. Diantara kiprah Nyai Walidah dalam dakwah dengan mendirikan perkumpulan lembaga pendidikan untuk perempuan yang dikenal TK ABA dan Sopo Tresno. Dilain sisi, Nyai Walidah juga sebagai penggas program emansipasi wanita sekaligus pelopor pemberantas buta huruf bagi lansia. Tokoh selanjutnya dalam kajian ini juga menyinggung seorang dokter dan penulis bernama Nawal El-Shadawi sebagai pelopor yang mengkritik keras terkait sunat pada perempuan. Selain itu, Nawal El-Shadawi juga memiliki beberapa karya yang sangat fenomenal salah satunya buku dengan judul “ Woman at Poin Zero (Perempuan di titik nol).
Sri Lestari tidak hanya menyampaikan dua tokoh seperti diatas, melainkan terdapat beberapa tokoh yang andil dalam masa lampua seperti Fatima Al-Fihri yang dikenal sebagai pendiri madrasah dan masjid Al-Qarawiyyin yang menjadi cikal bakal universitas tertua di Maroko yaitu Univeristas Al-Qarawiyyin. Zubayda Binti Ja’far seorang istri dari Harun Ar-Rasyid. Kiprah perjuangan Zubaydah diwujudkan dalam bentuk membangun fasilitas pendidikan, gedung kesenina, dan perpustakaan yang dikenal sebagai “Baitul Hikma”. Berkat perjuangan Zubaydah dalam berdakwah berptensi membawa masa keemasan Islam dibawah kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid.
“Dari kisah ini kita perlu memahami bahwa setiap muslimah bukan hanya untuk mubaligh dan Istilah wanita berkarir tidak seolah disematkan sebatas pekerja diluar rumah saja, tapi menjadi ibu rumah tangga juga bagian dari profesi” tambahnya (15/03/2025).
Hal ini senada dengan harapan dari Hosiana Rizki Alda selaku Ketua Departemen Dakwah menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini semoga organisasi perempuan ini dapat memaksimalkan syiar agama maupun sosial untuk membangun peradaban yang berkemajuan.
Penulis: Dini Fatrisia Hasniati
Editor: Dini Fatrisia Hasniati

Add a Comment