Idul Adha merupakan momentum penuh makna bagi seluruh umat Islam, yang menjadi saat untuk memperkuat rasa syukur kepada Allah SWT. Hari Raya Idul Adha tahun ini disambut dengan penuh rasa syukur dan sukacita oleh warga Desa Socah.
Kegiatan dimulai dengan pelaksanaan Salat Idul Adha yang dilangsungkan di lapangan Pasar Baru Socah. Salat Ied dipimpin oleh Ustaz Aziz Maulana Akhsan, seorang imam sekaligus khatib dari Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Dalam khutbahnya, beliau mengangkat tema besar tentang keteladanan Nabi Ibrahim a.s. yang relevan untuk kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa keteladanan Nabi Ibrahim a.s. yang disampaikan antara lain:
Bukti Rasa Syukur kepada Allah
Nabi Ibrahim menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT, salah satunya melalui perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail a.s., sebagaimana tercermin dalam nilai-nilai yang terdapat dalam Surah Al-Kautsar.
Mengutamakan Cinta kepada Allah di Atas Segalanya
Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan bahwa menempatkan kecintaan dan ketakwaan kepada Allah di atas cinta kepada siapa pun dan apa pun adalah kunci untuk merasakan manisnya iman. Ibadah kurban merupakan salah satu bentuk nyata cinta dan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya.
Kepatuhan dan Ketawakkalan yang Sempurna
Keteladanan Nabi Ibrahim juga tampak dalam kepatuhan dan ketawakkalannya terhadap perintah Allah, ketika ia diminta untuk menyembelih putra tercintanya. Peristiwa ini mengajarkan nilai ketaatan mutlak kepada kehendak Ilahi.
Pelaksanaan Ibadah Kurban
Sebagai umat Islam, melaksanakan ibadah kurban merupakan wujud nyata dari keteladanan Nabi Ibrahim a.s., sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Kautsar, yaitu sebagai bentuk ibadah, syukur, dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Penulis: Hosiana Alda Rizky
Ramadan Tidak Sebatas Puasa: Khotib Sholat Idul Fitri Jelaskan Makna Ramadan Setelah Berlalu
Bangkalan, Madura – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Burneh telah menyelenggarakan sholat Idul Fitri di halaman Masjid Al-Huda Burneh pada Senin (31/03/2025). Pelaksanaan sholat ini diikuti oleh jamaah dari berbagai kalangan yang memenuhi area masjid, baik di dalam maupun di halaman masjid.
Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan, yang turut hadir sebagai jamaah, menyampaikan bahwa kondisi jamaah terbagi menjadi dua lokasi karena masjid masih dalam tahap renovasi.
“Sebagian jamaah berada di lantai 1 dan 2 dalam masjid, sementara yang lain sholat di halaman karena masjid masih dalam tahap pembangunan. Alhamdulillah, jama’ah tetap memenuhi masjid dengan penuh antusias,” ujarnya (31/03).
Rangkaian ibadah Idul Fitri diawali dengan sholat berjamaah yang dipimpin oleh Ustadz Suraji sebagai imam, kemudian dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Zainal Abidin.
Makna Ramadan Setelah Berlalu
Dalam khutbahnya, Ustadz Zainal Abidin menyampaikan bahwa Ramadan adalah bulan yang istimewa, bukan hanya mengajarkan kita untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan pembiasaan diri dalam meningkatkan kualitas ibadah. Ramadan bukan hanya sekadar melatih kesabaran, tetapi juga momentum untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang seharusnya terus berlanjut setelah bulan suci berlalu.
Selama Ramadan, umat Islam berlomba-lomba dalam kebaikan, mulai dari memperbanyak tadarus Al-Qur’an, menargetkan khatam dalam sebulan, melaksanakan shalat tarawih, serta menyimak tausiyah agama. Selain itu, banyak yang berbagi kebaikan melalui zakat, sedekah, dan berbagi makanan untuk berbuka puasa.
“Namun, apakah kebiasaan baik ini tetap kita pertahankan setelah Ramadan? Ataukah hanya sebatas dilakukan saat bulan suci saja?” ucap Ustadz Zainal dalam khutbahnya.
Esensi dari Ramadan adalah membentuk pribadi yang bertakwa, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memiliki nilai ibadah yang luas, termasuk shalat yang ditegakkan dan membaca Al-Qur’an yang perlu terus dibiasakan. Oleh karena itu, pembiasaan ibadah di bulan Ramadan seharusnya menjadi fondasi bagi seseorang untuk meningkatkan ketakwaannya di bulan-bulan berikutnya. Dengan begitu, ketika Ramadan datang kembali, seorang mukmin telah mempersiapkan diri dengan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Harapan Setelah Ramadan
Di akhir khutbahnya, Ustadz Zainal Abidin mengajak jamaah untuk terus menjaga kebiasaan baik yang telah dilakukan selama Ramadan, terutama dalam membaca Al-Qur’an dan menjaga shalat lima waktu.
“Jangan sampai setelah Ramadan, membaca Al-Qur’an menjadi hal yang jarang kita lakukan. Dan shalat, tetaplah dijaga agar Allah senantiasa menjaga kita,” tutupnya.
Melalui khutbah ini, diharapkan umat Islam dapat menjadikan Ramadan sebagai titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dengan tetap melanjutkan amalan kebaikan di bulan-bulan berikutnya.
Penulis: Dian Farihani

