IMG-20250930-WA0014

Workshop “Baby SPA” , Wujud Konsep Perkaderan yang Berdampak di Darul Arqam PDNA Bangkalan

Dalam upaya memberikan wawasan dan mengatasi stigma negatif tentang terapi pijat bayi, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan gelar workshop baby spa dengan tema “ Pijat Bayi sebagai Alternatif Terapi untuk Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kesehatan Bayi”, yang diselenggarakan di aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan pada hari Ahad (28/09/2025).

Workshop ini menghadirkan narasumber, yakni Nova Elok, selaku dosen prodi S1 Kebidanan FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Therapist Mom & Baby Massage & SPA sekaligus Fasilitator Prenatal Gentle Yoga.
Nova menyampaikan materi dengan konsep pembelajaran, yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, disajikan teori dan kesempatan untuk sharing pengalaman. Antusias peserta ditunjukan ketika sesi sharing pengalaman dengan mengajukan pertanyaaan. Ibu Rezki, salah satu peserta yang sering menggunakan jasa terapi pijat bayi. Rezki menyampaikan bahwa banyak sekali pandangan terkait kondisi bayi ketika di pijat, seperti diperbolehkan memijat bayi dalam kondisi sedang menyusui, namun bertentangan dengan sisi Kesehatan. Mengetahui pernyataan yang disampaikan Rezki, Nova menanggapi bahwa tidak diperkenankan memijat bayi dalam kondisi menyusui, karena dapat menyebabkan muntah, kembung, bahkan gumo.
“Saat memijat bayi sebaiknya, bayi dalam kondisi tenang dan berbaring, apabila masih menyusui maka tidak diperkenankan memijatnya, kondisi ini yang menyebabkan bayi mengalami gumoh “ ujar Nova.
Demikian dengan pemijat bayi, juga harus dalam kondisi tenang, karena pemijat bersentuhan langsung dengan bayi. Bayi memiliki kepekaan terhadap kondisi psikis pemijat. Jika pemijat sedang panik, marah, atau tidak mood akan berdampak pada bayi yang dibuktikan bayi akan menangis. Sebaliknya, jika bayi dan pemijat sama dalam kondisi tenang dan sesuai dengan prosedur, bayi akan tertidur pulas saat proses pemijatan berlangsung.

Sesi kedua, peserta diajak simulasi pijat bayi menggunakan boneka. Nova memandu peserta menggunakan peraga boneka dan dibantu PPT (Power Point) untuk memudahkan peserta dalam memahami prosedur yang disampaikan. Pada tahap ini, Nova menjelaskan pentingnya memijat bayi sesuai urutan bukan asal-asalan, karena tubuh bayi juga termasuk anatomi manusia. Dalam sesi ini, Ibu Neny salah satu peserta juga menanyakan terkait syarat menjadi pemijat bayi.
“ Apakah ada ketentuan khusus jika saya atau peserta disini yang tidak memiliki latar belakang pendidikan Kesehatan membuka jasa pijat bayi, seperti harus bersertifikat atau lainnya?” Ujar Neny dalam forum.
Nova menanggapi bahwa diperbolehkan jika hanya memijat antar rumah dan itu hanya dilakukan pijat dasar, karena jika membuka secara resmi perlu memahami ilmu anatomi manusia. Demikian dengan jasa pijat bayi atau home care baby spa wajib memiliki standarisasi sesuai aturan dan hukum.
“ kalau memijat bayi antar rumah atau sebatas meminta tolong dengan memijat yang ringan saja, itu diperbolehkan, bukan yang terapi, karena terapi membutuhkan pengetahuan anatomi manusia sekaligus surat standarisasi sesuai hukum yang berlaku” Tanggapan Nova.
Selanjutnya, Nova memberikan arahan memijat bayi, dimulai dari pergelangan kaki, perut, dada, dan terakhir wajah. Awal tahap ini, Nova menyampaikan ketika memberikan minyak kepada bayi sebaiknya tangan pemijat tetap bersentuhan dengan kulit bayi. Kondisi ini dapat dilakukan dengan menempelkan punggung telapak tangan di pergelangan kaki lalu dituangkan minyak di telapak tangannya. Sehingga kontak fisik antara pemijat dan bayi tetap terjaga. Kondisi ini juga mempengaruhi psikis bayi, biasanya di tunjukan bayi menangis atau rewel. Jika kondisi ini sudah mulai ada ketika di tengah proses pemijatan, menunjukan bayi sedang tidak nyaman dan sebaiknya pemijatan dihentikan sejenak hingga bayi merasa tenang.
Berlangsungnya kegiatan ini, peserta tidak hanya menggunakan boneka, bahkan ada yang praktek secara langsung pada anaknya yang usia berkisar 1 tahun. Praktek langsung ini menunjukan berdampak pada peserta terutama yang memiliki balita. Mengetahui adanya praktek langsung pada anaknya, Nova langsung memberikan minyak pada beberapa peserta untuk diterapkan pada anaknya. Hasil menunjukan beberapa anak tenang saat di pijat.
Di Akhir acara, Nova berharap adanya ilmu pijat bayi ini dapat bermanfaat bagi ibu bahkan yang sebelum nikah, karena terapi pijat bayi sangat dianjurkan dan mempengaruhi kondisi bayi.
“Kita perlu belajar Teknik pijat bayi ini sesuai prosedur, manfaatnya banyak sekali bahkan peluang membuka usaha baby spa ini juga dapat menambah pemasukan finansial kita, meski bukan untuk usaha minimal kita terapkan pada anak kita sendiri” Tambahnya.
Penulis: Dini Fatrisia Hasniati

IMG-20250929-WA0019

PDNA Bangkalan Gelar Perkaderan DANA 1 untuk Cetak Kader Perempuan Muda Islami

PDNA Bangkalan – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan menggelar Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) 1 pada Jumat–Ahad (26–28/9/2025). Kegiatan perkaderan formal ini menjadi momentum penting untuk melahirkan kader perempuan muda yang berkarakter Islami, berintegritas, serta memiliki kesiapan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.

Acara dibuka resmi oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bangkalan, Ustadz Suraji, yang hadir mewakili PDM Bangkalan. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa DANA bukan sekadar agenda pelatihan, melainkan pondasi penting bagi penguatan ideologi dan kepemimpinan. “Perkaderan ini adalah ruh gerakan. Dari sinilah lahir kader perempuan muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam keimanan dan siap mengabdi untuk umat,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bangkalan, Ibu Baroro, turut hadir memberi dukungan penuh, menegaskan bahwa kolaborasi lintas organisasi otonom Muhammadiyah sangat dibutuhkan dalam menyiapkan kader berkualitas.

Hari Pertama: Materi Daring
Kegiatan dimulai pada Jumat (26/9) dengan tiga materi berbasis daring yang dikemas interaktif.

Internalisasi Nilai-nilai Islam sebagai Landasan Gerakan Perempuan Muda oleh Isrotul Sukma, Ketua Departemen Kader PDNA Bangkalan, melalui diskusi WhatsApp Group yang menghadirkan ruang refleksi dan berbagi pengalaman.
Perempuan, Karir, dan Peran Publik dalam Bingkai Islam oleh Maharina Novia Zahro, Wakil Ketua Bidang Ekonomi & Kewirausahaan PWNA Jawa Timur, melalui Zoom Meeting. Materi ini membuka wawasan tentang keseimbangan peran perempuan dalam rumah tangga, karir, dan ruang publik.

Kepemimpinan Perempuan dan Manajemen Organisasi Modern oleh Arin Setiyowati, Ketua Departemen Ekonomi & Kewirausahaan PWNA Jawa Timur, yang membahas strategi kepemimpinan adaptif di era digital.
Hari Kedua: Seremonial dan Materi Luring
Sabtu (27/9) menjadi puncak acara dengan digelarnya seremonial pembukaan. Kehadiran tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah memberikan semangat tersendiri bagi peserta. Setelah itu, peserta mengikuti dua materi luring yang memperdalam ideologi gerakan:

Ke-NA-an: Sejarah, Tujuan, dan Karakter Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah oleh Hadiatul Hikmah, Sekretaris PWNA Jawa Timur. Materi ini meneguhkan identitas kader NA agar memahami akar sejarah sekaligus arah perjuangan organisasi.
Kemuhammadiyahan oleh Dwi Jaka Anandika Kutsi, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Bangkalan, yang memberikan penguatan tentang nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah dan peran kader muda di dalamnya.

Hari Ketiga: Penutupan Kreatif
Ahad (28/9) ditutup dengan Special Workshop Baby Spa oleh Nova Elok Mardliyana, dosen Prodi S1 Kebidanan FIK UM Surabaya. Workshop ini menjadi ruang pembelajaran praktis yang menyegarkan, memperkaya keterampilan peserta, sekaligus mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam menjaga kesehatan keluarga.
Tak hanya penuh ilmu, suasana kebersamaan juga semakin hangat dengan adanya pemberian penghargaan doorprize untuk peserta. Beberapa kategori seperti Peserta Terbaik, Disiplin Waktu, Teristiqomah, hingga Terproduktif berhasil menambah semangat dan keceriaan di akhir kegiatan.

Menyiapkan Kader Masa Depan
DANA 1 ini membuktikan komitmen Nasyiatul Aisyiyah Bangkalan dalam membangun kaderisasi berjenjang. Sebagai pintu awal, DANA 1 di tingkat cabang diharapkan melahirkan kader-kader yang loyal, progresif, dan siap melanjutkan ke jenjang berikutnya (DANA 2 tingkat daerah dan DANA 3 tingkat wilayah).

Dengan berakhirnya kegiatan ini, PDNA Bangkalan berharap seluruh peserta mampu mengimplementasikan ilmu, semangat, dan nilai ideologi yang diperoleh, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat luas. DANA tidak hanya membekali, tetapi juga meneguhkan bahwa kader perempuan muda memiliki peran strategis dalam mewujudkan Islam berkemajuan.

WhatsApp Image 2025-03-29 at 20.59.32

PDNA Bangkalan Gelar Kajian Dengan Tema Menghidupkan Ramadan dengan Ilmu dan Amal

Bangkalan-Madura. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan telah menyelenggarakan agenda kajian part II dengan tema “ Menghidupkan Ramadan dengan Ilmu dan Amal”. Kajian ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan yang bernama SARANA (Semarak Ramadan Nasyiatul Aisyiyah) program kerja dari departemen dakwah di bulan Ramadan. Kajian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keilmuan di bulan Ramadan. Pelaksanaan kajian ini secara online melalui zoom meeting pada Sabtu (22/03/2025).
Dr. Waode Hamsia, M.Pd selaku narasumber pada kajian ini merupakan ketua dakwah digital, majelis tabligh dan ketarjihan, Pimpinan Daerah Aisyiyah Surabaya sekaligus Dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dalam penyampainya, Waode menjelaskan bahwa pentingnya seseorang menuntut ilmu sebab melalui pengetahuan dan pendidikan dapat mengatasi masalah sosial diantaranya pengentasan kemiskinan dan kebodohan. Namun, dalam menuntut ilmu perlu dibekali tentang adab sebab setiap insan ada potensi merasa dirinya jauh lebih baik dari yang lain sehingga berdampak pada rasa paling benar atau berupa tindakan yang merasa dirinya paling berilmu.
Demikian dengan ilmu, Allah memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia tidak lain untuk kemaslahatan bersama. Dijelaskan pada QS. Al-Anbiya:107 yang artinya “ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. Dari inilah menunut ilmu bukanlah sekadar mendapatkan ilmu belakan namun semua akan bermuara pada “Habluminallah” hubungan dengan Allah dan “Habluminannas” hubungan dengan manusia.
Selain itu, Waode menambahkan bahwa setiap orang dalam menuntut ilmu pasti memiliki rasa takut dan keraguan. Namun penting untuk selalu percaya atas segala yang di hadapi dengan baik sebab dalam HR. Muslim menyatakan “ Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” kesulitan yang dihadapai InsyaAllah dimudahkan baik urusan dunia maupun jalan kesurganya. Demikian dengan kewajiban menuntut ilmu, perlu ditekankan bahwa kewajiban ini berlaku untuk semua muslim (laki-laki dan perempuan) tanpa memandang gender sebab “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah).
Waode dalam akhir acara berharap dengan menimba ilmu dan pengetahuan dapat menjadi pondasi kader dan anak panah Muhammadiyah yang berkemajuan yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
“Jadikanlah Nasyiatul Aisyiyah ini tempat bagi ayunda untuk memetik banyak kebaikan dan ilmu pengalaman dari Nasyiatul Aisyiyah untuk kemudian berlanjut menjadi penggerak ‘Aisyiyah” tambahnya (22/03/2025).

1

Semarak Ramadan: PDNA Bangkalan Gelar Kajian Dengan Topik Kisah Dan Peran Muslimah

Bangkalan, Madura-  Telah diselenggarakan agenda Kajian Ramadan oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan pada Hari Minggu (15/03/2025). Acara ini diberi nama SARANA (Semarak Ramadan Nasyiatul Aisyiyah) dengan rangkaina kegiatan dari kajian yang dilaksanakan dua kali secara offline dan online serta bag-bagi takjil. Dalam kegiatan ini, kajian dilaksanakan secara offline yang diselenggarakan di aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan dengan TEMA “ Kisah dan Peran Muslimah Dalam Dakwah di Bulan Ramadan” sekaligus agenda buka bersama internal pimpinan dengann tujuan  mempereratkan tapi silaturrahmi antar anggota dan juga meningkatkan pengetahuan dan keilmuan di bulan yang penuh berkah karena pada saat bulan ramadhan semua amal baik pahalanya akan dilipatgandakan.

Sri Lestari, S.Pd., M.Hum merupakan salah satu dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya yang menjadi narasumber dalam kajian Ramadan ini. Dalam penyampaiannya, Sri Lestar mengawali dengan konsep kedudukan yang sama dalam dakwah. Kedudukan ini dilandasi QS. An-Nahl ayat 97. Selanjutnya, Lestari menyampaikan cara dakwah yang dilakukan oleh beberapa perempuan muslimah yang terbagi menjadi dua cara yaitu dakwah dari rumah dan masyarakat. Dua point ini disampaikan karena relevan dengan kondisi sekarang dimana tersebarnya prespketif perempuan sebaknnya dirumah dan perlunya perempuan untuk berkarir. Diantara tokoh yang melakukan dakwah dari rumah yaitu Khadijah, Aisyah, dan Asiyah.

Khadijah sebagai salah satu tokoh wanita pebisnis di jaman Rasulullah sehingga dalam dakwahnya Khadijah mendukung dan mendorongg Rasulullah berdakwah dengan mendermakan hartanya dibidang sosial dan ekonomi. Aisyah menjadi satu-satunya perempuan sebagai perawi hadits sekaligus perawi terbanyak setelah Abu Huarairah, Anas bin Malik, dan Abdullah bin Umar Bin Khattab. Asiyah yang terkenal sebagai istri dari seorang Raja terkemuka yaitu Raja Fir’aun, dengan menyampaikan manfaat bayi lak-laki sebagai penyejuk mata dan anak angata maupun pelayan, Fir’aun tidak ada piihan untuk membunuhnya dan bayi yang dtemukan adalah seorang Nabi bernama Musa.

Selain dakwah dari rumah, terdapat beberapa tokoh perempuan berdakwah kepada masyarakat seperti Siti Walidah. Siti Walidah atau Nyai Walidah sebagai istri dari KH. Ahmad Dahlan memiliki peranan dalam masyarakta. Diantara kiprah Nyai Walidah dalam dakwah dengan mendirikan perkumpulan lembaga pendidikan untuk perempuan yang dikenal TK ABA dan Sopo Tresno. Dilain sisi, Nyai Walidah juga sebagai penggas program emansipasi wanita sekaligus pelopor pemberantas buta huruf bagi lansia. Tokoh selanjutnya dalam kajian ini juga menyinggung seorang dokter dan penulis bernama Nawal El-Shadawi sebagai pelopor yang mengkritik keras terkait sunat pada perempuan. Selain itu, Nawal El-Shadawi juga memiliki beberapa karya yang sangat fenomenal salah satunya buku dengan judul “ Woman at Poin Zero (Perempuan di titik nol).

Sri Lestari tidak hanya menyampaikan dua tokoh seperti diatas, melainkan terdapat beberapa tokoh yang andil dalam masa lampua seperti Fatima Al-Fihri yang dikenal sebagai pendiri madrasah dan masjid Al-Qarawiyyin yang menjadi cikal bakal universitas tertua di Maroko yaitu  Univeristas Al-Qarawiyyin. Zubayda Binti Ja’far seorang istri dari Harun Ar-Rasyid. Kiprah perjuangan Zubaydah diwujudkan dalam bentuk membangun fasilitas pendidikan, gedung kesenina, dan perpustakaan yang dikenal sebagai “Baitul Hikma”. Berkat perjuangan Zubaydah dalam berdakwah berptensi membawa masa keemasan Islam dibawah kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid.

Dari kisah ini kita perlu memahami bahwa setiap muslimah bukan hanya untuk mubaligh dan Istilah wanita berkarir tidak seolah disematkan sebatas pekerja diluar rumah saja, tapi menjadi ibu rumah tangga juga bagian dari profesi” tambahnya (15/03/2025).

Hal ini senada dengan harapan dari Hosiana Rizki Alda selaku Ketua Departemen Dakwah menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini semoga organisasi perempuan ini dapat memaksimalkan syiar agama maupun sosial untuk membangun peradaban yang berkemajuan.

Penulis: Dini Fatrisia Hasniati

Editor: Dini Fatrisia Hasniati

13

PDNA Bangkalan Resmi Di Kukuhkan Periode 2023-2027

Bangkalan – Prosesi pengukuhan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan berlangsung khidmat. Acara yang digelar dengan penuh nuansa kebersamaan ini menandai dimulainya kepengurusan baru dalam mengemban amanah dakwah dan pemberdayaan perempuan muda di Bangkalan.

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan serta kader Nasyiatul Aisyiyah dari berbagai wilayah. Pengukuhan dilakukan sebagai bentuk legalitas dan komitmen para pengurus baru dalam menjalankan tugas organisasi, baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan.

Dengan semangat baru, PDNA Bangkalan bertekad untuk terus berkontribusi dalam mencetak generasi muslimah yang tangguh, berilmu, dan berdaya guna bagi masyarakat. Pengukuhan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan program-program strategis ke depan.

9

Pengukuhan PDNA Bangkalan Berlangsung Khidmat

Bangkalan – Prosesi pengukuhan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan berlangsung khidmat. Acara yang digelar dengan penuh nuansa kebersamaan ini menandai dimulainya kepengurusan baru dalam mengemban amanah dakwah dan pemberdayaan perempuan muda di Bangkalan.

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan serta kader Nasyiatul Aisyiyah dari berbagai wilayah. Pengukuhan dilakukan sebagai bentuk legalitas dan komitmen para pengurus baru dalam menjalankan tugas organisasi, baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan.

Dengan semangat baru, PDNA Bangkalan bertekad untuk terus berkontribusi dalam mencetak generasi muslimah yang tangguh, berilmu, dan berdaya guna bagi masyarakat. Pengukuhan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan program-program strategis ke depan.

8

Antusias Sangat Terlihat di kegiatan PASHMINA PDNA Bangkalan

Bangkalan – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan menggelar kegiatan PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah) di Madrasah Burneh. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan bagi remaja, sekaligus menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental sejak dini.

Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pemahaman seputar kesehatan remaja, pola hidup sehat, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan mental. Selain itu, terdapat layanan pemeriksaan kesehatan dasar yang diharapkan dapat membantu remaja lebih peduli terhadap kondisi tubuh mereka.

Melalui PASHMINA, PDNA Bangkalan berupaya menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi remaja saat ini, khususnya dalam hal kesehatan. Dengan adanya program ini, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan dengan lebih baik.

4

Kebersamaan Nasiatul Aisyiyah Bangkalan Dalam Menyiapkan Takjil

Bangkalan – Menjelang waktu berbuka puasa, suasana kebersamaan terasa hangat di antara anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan yang tengah sibuk menyiapkan takjil. Dengan penuh semangat, mereka bekerja sama mulai dari memasak, mengemas, hingga mendistribusikan takjil untuk dibagikan kepada masyarakat.

Proses persiapan ini dilakukan secara gotong royong, mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di bulan Ramadan. Berbagai jenis takjil, seperti kolak, es buah, dan aneka kue, disiapkan dengan cermat untuk memastikan setiap paket takjil yang dibagikan berkualitas dan layak dinikmati saat berbuka puasa.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar membagikan makanan, tetapi juga menjadi ajang mempererat ukhuwah di antara anggota PDNA Bangkalan. Dengan semangat berbagi, mereka berharap dapat memberikan kebahagiaan bagi masyarakat yang menerima takjil, sekaligus menumbuhkan rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

PDNA Bangkalan berencana untuk terus mengadakan kegiatan serupa sebagai bagian dari program sosial mereka, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat di bulan penuh berkah ini.

5

PDNA Bangkalan Gelar Musyda Di STKIP PGRI Bangkalan

Bangkalan – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) di STKIP PGRI Bangkalan. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi organisasi untuk merumuskan kebijakan strategis serta menentukan kepemimpinan baru yang akan melanjutkan perjuangan dalam dakwah dan pemberdayaan perempuan muda.

Musyda dihadiri oleh para pengurus, kader, serta perwakilan dari berbagai cabang Nasyiatul Aisyiyah di Bangkalan. Dalam agenda ini, berbagai pembahasan dilakukan, mulai dari evaluasi program kerja sebelumnya, perencanaan program mendatang, hingga pemilihan formatur yang akan menakhodai PDNA Bangkalan untuk periode selanjutnya.

Selain sebagai ajang pengambilan keputusan, Musyda juga menjadi wadah silaturahmi bagi para anggota, memperkuat semangat kebersamaan, dan memperteguh komitmen dalam menjalankan visi-misi organisasi. Dengan terselenggaranya Musyda ini, diharapkan PDNA Bangkalan semakin solid dalam berkontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam bidang dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.

2

Nasiatul Aisyiyah Bangkalan, Gelar bagi-bagi takjil

Bangkalan – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan menggelar aksi sosial bagi-bagi takjil kepada masyarakat pada bulan Ramadan ini. Kegiatan yang berlangsung di beberapa titik strategis di Bangkalan ini bertujuan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama bagi pengguna jalan yang tengah dalam perjalanan menjelang waktu berbuka puasa.

Aksi ini melibatkan para kader Nasyiatul Aisyiyah yang turun langsung ke jalan untuk membagikan paket takjil secara gratis. Selain sebagai bentuk kepedulian sosial, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi antara anggota PDNA dan masyarakat sekitar.

Dengan semangat berbagi, PDNA Bangkalan berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan di bulan suci Ramadan. Mereka juga berencana untuk terus mengadakan aksi serupa di masa mendatang sebagai bagian dari program sosial dan dakwah organisasi.