IMG-20250930-WA0014

Workshop “Baby SPA” , Wujud Konsep Perkaderan yang Berdampak di Darul Arqam PDNA Bangkalan

Dalam upaya memberikan wawasan dan mengatasi stigma negatif tentang terapi pijat bayi, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan gelar workshop baby spa dengan tema “ Pijat Bayi sebagai Alternatif Terapi untuk Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kesehatan Bayi”, yang diselenggarakan di aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan pada hari Ahad (28/09/2025).

Workshop ini menghadirkan narasumber, yakni Nova Elok, selaku dosen prodi S1 Kebidanan FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Therapist Mom & Baby Massage & SPA sekaligus Fasilitator Prenatal Gentle Yoga.
Nova menyampaikan materi dengan konsep pembelajaran, yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, disajikan teori dan kesempatan untuk sharing pengalaman. Antusias peserta ditunjukan ketika sesi sharing pengalaman dengan mengajukan pertanyaaan. Ibu Rezki, salah satu peserta yang sering menggunakan jasa terapi pijat bayi. Rezki menyampaikan bahwa banyak sekali pandangan terkait kondisi bayi ketika di pijat, seperti diperbolehkan memijat bayi dalam kondisi sedang menyusui, namun bertentangan dengan sisi Kesehatan. Mengetahui pernyataan yang disampaikan Rezki, Nova menanggapi bahwa tidak diperkenankan memijat bayi dalam kondisi menyusui, karena dapat menyebabkan muntah, kembung, bahkan gumo.
“Saat memijat bayi sebaiknya, bayi dalam kondisi tenang dan berbaring, apabila masih menyusui maka tidak diperkenankan memijatnya, kondisi ini yang menyebabkan bayi mengalami gumoh “ ujar Nova.
Demikian dengan pemijat bayi, juga harus dalam kondisi tenang, karena pemijat bersentuhan langsung dengan bayi. Bayi memiliki kepekaan terhadap kondisi psikis pemijat. Jika pemijat sedang panik, marah, atau tidak mood akan berdampak pada bayi yang dibuktikan bayi akan menangis. Sebaliknya, jika bayi dan pemijat sama dalam kondisi tenang dan sesuai dengan prosedur, bayi akan tertidur pulas saat proses pemijatan berlangsung.

Sesi kedua, peserta diajak simulasi pijat bayi menggunakan boneka. Nova memandu peserta menggunakan peraga boneka dan dibantu PPT (Power Point) untuk memudahkan peserta dalam memahami prosedur yang disampaikan. Pada tahap ini, Nova menjelaskan pentingnya memijat bayi sesuai urutan bukan asal-asalan, karena tubuh bayi juga termasuk anatomi manusia. Dalam sesi ini, Ibu Neny salah satu peserta juga menanyakan terkait syarat menjadi pemijat bayi.
“ Apakah ada ketentuan khusus jika saya atau peserta disini yang tidak memiliki latar belakang pendidikan Kesehatan membuka jasa pijat bayi, seperti harus bersertifikat atau lainnya?” Ujar Neny dalam forum.
Nova menanggapi bahwa diperbolehkan jika hanya memijat antar rumah dan itu hanya dilakukan pijat dasar, karena jika membuka secara resmi perlu memahami ilmu anatomi manusia. Demikian dengan jasa pijat bayi atau home care baby spa wajib memiliki standarisasi sesuai aturan dan hukum.
“ kalau memijat bayi antar rumah atau sebatas meminta tolong dengan memijat yang ringan saja, itu diperbolehkan, bukan yang terapi, karena terapi membutuhkan pengetahuan anatomi manusia sekaligus surat standarisasi sesuai hukum yang berlaku” Tanggapan Nova.
Selanjutnya, Nova memberikan arahan memijat bayi, dimulai dari pergelangan kaki, perut, dada, dan terakhir wajah. Awal tahap ini, Nova menyampaikan ketika memberikan minyak kepada bayi sebaiknya tangan pemijat tetap bersentuhan dengan kulit bayi. Kondisi ini dapat dilakukan dengan menempelkan punggung telapak tangan di pergelangan kaki lalu dituangkan minyak di telapak tangannya. Sehingga kontak fisik antara pemijat dan bayi tetap terjaga. Kondisi ini juga mempengaruhi psikis bayi, biasanya di tunjukan bayi menangis atau rewel. Jika kondisi ini sudah mulai ada ketika di tengah proses pemijatan, menunjukan bayi sedang tidak nyaman dan sebaiknya pemijatan dihentikan sejenak hingga bayi merasa tenang.
Berlangsungnya kegiatan ini, peserta tidak hanya menggunakan boneka, bahkan ada yang praktek secara langsung pada anaknya yang usia berkisar 1 tahun. Praktek langsung ini menunjukan berdampak pada peserta terutama yang memiliki balita. Mengetahui adanya praktek langsung pada anaknya, Nova langsung memberikan minyak pada beberapa peserta untuk diterapkan pada anaknya. Hasil menunjukan beberapa anak tenang saat di pijat.
Di Akhir acara, Nova berharap adanya ilmu pijat bayi ini dapat bermanfaat bagi ibu bahkan yang sebelum nikah, karena terapi pijat bayi sangat dianjurkan dan mempengaruhi kondisi bayi.
“Kita perlu belajar Teknik pijat bayi ini sesuai prosedur, manfaatnya banyak sekali bahkan peluang membuka usaha baby spa ini juga dapat menambah pemasukan finansial kita, meski bukan untuk usaha minimal kita terapkan pada anak kita sendiri” Tambahnya.
Penulis: Dini Fatrisia Hasniati

IMG-20250929-WA0019

PDNA Bangkalan Gelar Perkaderan DANA 1 untuk Cetak Kader Perempuan Muda Islami

PDNA Bangkalan – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bangkalan menggelar Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) 1 pada Jumat–Ahad (26–28/9/2025). Kegiatan perkaderan formal ini menjadi momentum penting untuk melahirkan kader perempuan muda yang berkarakter Islami, berintegritas, serta memiliki kesiapan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.

Acara dibuka resmi oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bangkalan, Ustadz Suraji, yang hadir mewakili PDM Bangkalan. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa DANA bukan sekadar agenda pelatihan, melainkan pondasi penting bagi penguatan ideologi dan kepemimpinan. “Perkaderan ini adalah ruh gerakan. Dari sinilah lahir kader perempuan muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam keimanan dan siap mengabdi untuk umat,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bangkalan, Ibu Baroro, turut hadir memberi dukungan penuh, menegaskan bahwa kolaborasi lintas organisasi otonom Muhammadiyah sangat dibutuhkan dalam menyiapkan kader berkualitas.

Hari Pertama: Materi Daring
Kegiatan dimulai pada Jumat (26/9) dengan tiga materi berbasis daring yang dikemas interaktif.

Internalisasi Nilai-nilai Islam sebagai Landasan Gerakan Perempuan Muda oleh Isrotul Sukma, Ketua Departemen Kader PDNA Bangkalan, melalui diskusi WhatsApp Group yang menghadirkan ruang refleksi dan berbagi pengalaman.
Perempuan, Karir, dan Peran Publik dalam Bingkai Islam oleh Maharina Novia Zahro, Wakil Ketua Bidang Ekonomi & Kewirausahaan PWNA Jawa Timur, melalui Zoom Meeting. Materi ini membuka wawasan tentang keseimbangan peran perempuan dalam rumah tangga, karir, dan ruang publik.

Kepemimpinan Perempuan dan Manajemen Organisasi Modern oleh Arin Setiyowati, Ketua Departemen Ekonomi & Kewirausahaan PWNA Jawa Timur, yang membahas strategi kepemimpinan adaptif di era digital.
Hari Kedua: Seremonial dan Materi Luring
Sabtu (27/9) menjadi puncak acara dengan digelarnya seremonial pembukaan. Kehadiran tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah memberikan semangat tersendiri bagi peserta. Setelah itu, peserta mengikuti dua materi luring yang memperdalam ideologi gerakan:

Ke-NA-an: Sejarah, Tujuan, dan Karakter Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah oleh Hadiatul Hikmah, Sekretaris PWNA Jawa Timur. Materi ini meneguhkan identitas kader NA agar memahami akar sejarah sekaligus arah perjuangan organisasi.
Kemuhammadiyahan oleh Dwi Jaka Anandika Kutsi, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Bangkalan, yang memberikan penguatan tentang nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah dan peran kader muda di dalamnya.

Hari Ketiga: Penutupan Kreatif
Ahad (28/9) ditutup dengan Special Workshop Baby Spa oleh Nova Elok Mardliyana, dosen Prodi S1 Kebidanan FIK UM Surabaya. Workshop ini menjadi ruang pembelajaran praktis yang menyegarkan, memperkaya keterampilan peserta, sekaligus mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam menjaga kesehatan keluarga.
Tak hanya penuh ilmu, suasana kebersamaan juga semakin hangat dengan adanya pemberian penghargaan doorprize untuk peserta. Beberapa kategori seperti Peserta Terbaik, Disiplin Waktu, Teristiqomah, hingga Terproduktif berhasil menambah semangat dan keceriaan di akhir kegiatan.

Menyiapkan Kader Masa Depan
DANA 1 ini membuktikan komitmen Nasyiatul Aisyiyah Bangkalan dalam membangun kaderisasi berjenjang. Sebagai pintu awal, DANA 1 di tingkat cabang diharapkan melahirkan kader-kader yang loyal, progresif, dan siap melanjutkan ke jenjang berikutnya (DANA 2 tingkat daerah dan DANA 3 tingkat wilayah).

Dengan berakhirnya kegiatan ini, PDNA Bangkalan berharap seluruh peserta mampu mengimplementasikan ilmu, semangat, dan nilai ideologi yang diperoleh, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat luas. DANA tidak hanya membekali, tetapi juga meneguhkan bahwa kader perempuan muda memiliki peran strategis dalam mewujudkan Islam berkemajuan.